Rabu, 09 April 2014

Mendengar suara pena loh Mahfud


ثُمَّ رُفِعَ إِلَي سِدْرَةِ الْمُنْتَهَي إِلَي أَنْ سَمِعَ صَرِيْفَ اْلأَقْلاَمِ بِاْلأُمُوْرِ الْمَقْضِيَّةِ O إِلَي مَقَامِ الْمُكَافَحَةِ الَّذِي قَرَّبَهُ اللهُ فِيْهِ وَأَدْنَاهُ O وَأَمَاطَ َلهُ حُجُبَ اْلأَنْوَارِ الْجَلاَلِيَّةِ O وَأَرَاهُ بِعَيْنَي رَأْسِهِ مِنْ حَضْرَةِ الرُّبُوْبِيَّةِ مَا أَرَاهُ O وَبَسَطَ لَهُ بِسَاطَ اْلإِدْلاَلِ فِي الْمَجَالِي الذَّاِتيَّةِ
 
Lantas Rasulullah SAW  di angkat  ke sidratil muntaha  sampai ke suara pena yang menulis perkara – perkara yang di takdirkan  sampai ke maqam terbuka yang di dekatkan kepadaNya, lalu hijab cahaya keagungan di hilangkan, lalu  Rasulullah SAW   melihat dengan dua mata kepalanya  ke hadirat Allah dan hamparan pengenalan diri telah di gelar untuk penampakan diriNya.

Komentarku ( Mahrus ali ):

 قَالَ ابْنُ شِهَابٍ فَأَخْبَرَنِي ابْنُ حَزْمٍ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ وَأَبَا حَبَّةَ الْأَنْصَارِيَّ كَانَا يَقُولَانِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عُرِجَ بِي حَتَّى ظَهَرْتُ لِمُسْتَوَى أَسْمَعُ فِيهِ صَرِيفَ الْأَقْلَامِ
.
Ibnu Syihab berkata:  Ibnu Hazem memberitahu aku, sesungguhnya Ibnu Abbas dan Abu Habbah al an shari  berkata:  Nabi SAW  bersabda ; Lantas aku di bawa naik, hingga aku menempati di suatu tempat yang aku mendengar  suara pena yang menulis qadha` atau takdir. [1]
Al bani menyatakan hadis tsb sahih,  lihat sahihul jami` 3997
Komentarku ( Mahrus ali ):
Maksud Ibnu Hazem adalah Abu bakar bin Amar bin  Hazem, kata Ibnu Rajab [2]
Abu Habbah bernama Malik bin Amar, kata al munawi [3]
Dalam hadis yang sama juga dari Zuhri dari Anas bin Malik tidak terdapat tambahan tentang Rasulullah SAW   mendengar suara pena di loh mahfud yang menulis takdir itu. lihat di Sunan Tirmidzi  213, Nasai 449 dan Ahmad 12230, Muslim  162.
Jadi dalam Muslim  sendiri terdapat riwayat yang mencantumkan  Rasulullah SAW   meendengar suara pena di sidratul muntaha dan riwayat lainnya yang juga dalam sahih Muslim kalimat tambahan azzuhri ini tidak ada. Inilah apa yang ada dalam hati saya yang sampai kini masih mengganjal.
Setahu  saya hanya  Azzuhri yang mudallis itu  yang punya riwayat yang menyatakan bahwa  Rasulullah SAW   di Sidratul muntaha mendengar suara pena yang menulis takdir di loh mahfud. Saya belum tahu selain Zuhri perawi yang meriwayatkannya . Seandainya Zuhri tidak di kenal mudallis  yang tertuduh  syi`ah, maka  saya akan terima  pernyataan hadis itu tanpa ganjalan di hati > Berhubung tiada perawi lain yang mendukung  Azzuhri yang tidak cacat, maka  pernyataan Azzuhri itu valid sekali dan bisa di nyatakan suara pena di denggar oleh Rasulullah SAW   di loh mahfud dan hanya beliau nabi yang mendengarkannya .
Al quran dengan ayat yang begitu banyak tiada keterangan bahwa  Rasulullah SAW   mendengar suara pena di loh mahfud. Imam Tirmidzi, Nasai, Abu Dawud dan Ibnu Majah atau Malik tidak meriwayatkannya. Tiada sahabat yang menyatakan  seperti itu kecuali Ibnu Abbas dan Abu Habbah menurut riwayat Zuhri yang mudallis itu.
Ganjalan dalam hati saya, mau saya simpan di dalamnya rasanya kurang sreg dan ada ganjalan lagi dari ayat:  
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ الْكِتَابِ وَيَشْتَرُونَ بِهِ ثَمَنًا قَلِيلاً أُولَئِكَ مَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ إِلاَّ النَّارَ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih.[4]


Jadi istri – istri Rasulullah SAW dan para sahabat secara keseluruhan tidak kenal dan tidak mengerti bahwa Nabi         mendengar suara pena di loh mahfud dan hanya Ibnu Abbas dan Abu habbah. Pada hal masalah takdir hanya  Allah yang tahu. sampai Rasulullah SAW sendiri tidak mengerti apa yang akan terjadi pada dirinya  sebagaimana  ayat:  
 
قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلاَّ مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلاَّ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
 
Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfa`atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman".

Juga bertentangan dengan ayat:  
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.

" قَالَ اْلوَاقِدِي: لَمْ يَشْهَدْ بَدْرًا أَحَدٌ يُقَالُ لَهُ أَبُو حَبَّةٍ إِنَّمَا هُوَ أَبُوحَنَّةٍ - بِالنُّوْنِ - مِنْ بَنِي عَمْرو بْنِ عَوْفٍ ".
 
Al waqidi berkata: Tiada orang bernama Abu Habbah yang hadir dalam perang  Badar. Dia bernama  Abu Hannah  dari Banu Amar bin Auf – ( dengan menggunakan Nun  bukan ba` )[5]

وَعَلَى مَا قِيْلَ مِنْ أَنَّهُ اسْتُشْهِدَ يَوْمَ أُحُدٍ تَكُوْنُ رِوَايَةُ الْجَمَاعَةِ الَّذِيْنَ رَوَوْا عَنْهُ مُرْسَلَةً، وَاللهُ أَعْلَمُ.
 
Menurut pendapat sebagian ulama, Abu Habbah  sahid dalam perang Uhud, maka al jama`ah – baca segolongan ahli hadis  yang meriwayatkan hadis dari padanya adalah mursal – lemah . Wallahu a`lam. [6]

Nabi Musa juga – konon mendengar suara pena di loh mahfud, namun berlandaskan hadis yang lemah . Saya hawatir barang kali  kisah Rasulullah SAW sampai mendengar suara pena di loh mahfud itu mirip dengan  kisah nabi Musa yang  dasarnya  adalah hadis yang lemah sbb:  

294 رَوَى اْلإِمَامُ عَبْدُ اللهِ بِإِسْنَادِهِ عَنْ أَبِي عَطَّافٍ قَالَ: ))كَتَبَ اللهُ التَّوْرَاةَ ِلمُوْسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ بِيَدِهِ وَهُوَ مُسْنِدٌ ظَهْرَهُ إِلَى الصَّخْرَةِ فِي أَلْوَاحٍ مِنْ دُرٍّ فَسَمِعَ صَرِيْفَ اْلقَلَمِ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ إِلاَّ الْحِجَابُ((.
 
Imam Abdullah,meriwayatkan dengan sanadnya  dari Abu Atthaf berkata:  
Allah menulis Taurat untuk Musa as dengan tanganNya di papan  dari mutiara  dan Musa saat itu bersandar ke batu besar  dan dia mendengar suara pena. Antara Musa dan Allah hanya ada hijab. [7]

Al qahthani berkata:  Sanadnya adalah perawi yang tidak di kenal yaitu abul atthaf. dan hanya Al Jariri yang meriwayatkan  dari padanya . Ini adalah termasuk Israiliyat yang jelas kelirunya. Dan kita  sudah punya landasan dalam al Quran bagaimana  sifat – sifatNya dan juga dalam hadis – hadis yang sahih. Layak sekali bagi seorang pengarang untuk  tidak mencantumkan kisah – kisah yang keliru  dalam kitab akidah yang  di buat pegangan banyak orang seperti kitab ini. [8]

Ketika Rasulullah SAW di sidratul muntaha melihat Allah dan tabir kebesaranNya di singkap.  Ini kekeliruan yang fatal dan harus di buang jauh – jauh agar tidak menjadi  virus akidah dalam masarakat lalu mereka akan tergelincir ke dalam kesesatan yang terang – terangan. Ia bertentangan dengan hadis sbb:  

حَدِيْثُ  عَائِشَةَ عَنْ مَسْرُوْقٍ قَالَ: قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّتَاهْ هَلْ رَأَى مُحَمَّدٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَبَّهُ فَقَالَتْ لَقَدْ قَفَّ شَعَرِيْ مِمَّا قُلْتَ، أَيْنَ أَنْتَ مِنْ ثَلاَثٍ مَنْ حَدَّثَكَهُنَّ فَقَدْ كَذَبَ: مَنْ حَدَّثَكَ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى رَبَّهُ فَقَدْ كَذَبَ، ثُمَّ قَرأَتْ (لاَ تُدْرِكُهُ الأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ)، (وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللهُ إِلاَّ وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ)؛ وَمَنْ حَدَّثَكَ أَنَّهُ يَعْلَمُ مَا فِيْ غَدٍ فَقَدْ كَذَبَ، ثُمَّ قَرَأَتْ (وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا)؛ وَمَنْ حَدَّثَكَ أَنَّهُ كَتَمَ فَقَدْ كَذَبَ، ثُمَّ قَرَأَتْ (يَأَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ) الآية؛ وَلكِنَّهُ رَأَى جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فِيْ صُوْرَتِهِ مَرَّتَيْنِ

.Masruq berkata: “Aku bertanya kepada Aisyah ra: “Wahai bunda, apakah Muhammad pernah melihat Tuhannya?”
Jawab Aisyah ra: “Sungguh, bulu kudukku berdiri dari ucapanmu ini. Siapapun yang memberitahumu salah satu dari tiga perkara, maka ia telah berdusta. Siapapun yang mengatakan bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya, maka ia telah berdusta.
Allah berfirman: “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al An’am: 103).
Allah berfirman: “Dan tidak ada bagi seorangpun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia, kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir.”(Qs. Asy Syuuraa: 51).
Dan siapapun yang memberitahumu, bahwa beliau saw mengetahui apa yang akan terjadi besok pagi, maka ia berdusta.
Allah berfirman: “Dan tidak seorangpun mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok.” (Qs. Luqman: 34).
Dan siapapun yang memberitahumu bahwa beliau saw pernah menyembunyikan sesuatu, maka ia telah berdusta.
Allah berfirman: “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan  kepadamu dari Tuhanmu” (Qs. Al Maai-dah: 67).”
Tetapi beliau saw pernah melihat Jibril as dalam bentuk aslinya sebanyak dua kali.  (Bukhari, 65, kitab tafsir, 53, surat An Najm:1, bab kami diberitahu oleh Yahya as dari Waqi’ah).

حَدِيْثُ  عَائِشَةَ قَالَتْ مَنْ زَعَمَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَأَى رَبَّهُ فَقَدْ أَعْظَمَ، ولكِنْ قَدْ رَأى جِبْرِيْلَ فِي صُوْرَتِهِ، وَخَلْقُهُ سَادٌّ مَا بَيْنَ الأُفُقِ

.Aisyah ra berkata: “Barangsiapa yang mengaku bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya, maka dia sangat dusta, tetapi beliau saw pernah melihat Jibril as dalam bentuk aslinya dan tubuh Jibril as dapat memenuhi ufuk.”  (Bukhari, 59, kitab Bad-ul Wahyu, bab jika seorang di antara kamu mengucapkan amin dan malaikat di langit).

Rahasia Huruf Alif


Selasa, 08 April 2014

ini adalah angka kelipatan 19 yang ke-99


( 19 x 99 = 1881 ). Seperti diketahui angka 19 adalah fenomena tersendiri dalam Al-Quran,yang merupakan salah satu kemukjizatan al-Quran.Perhatikan juga gambar di bawah ini:
1 Response to “rahasia di balik angka 19 dalam al qur’an dan Telapak Tangan” 

Pada surat ke-74 (Al Mudatsir) ayat : 30-31, yang artinya sbb :
“Yang atasnya ada sembilanbelas. …….., dan tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu (angka 19) melainkan untuk menjadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya, dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir berkata: Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan?”.
Keajaiban angka 19 di dalam kitab AlQur’an ini pertama kali ditemukan seorang sarjana pertanian Mesir bernama Rashad Khalifa. Hasil penemuannya ini didemonstrasikan ketika diselenggarakan Pameran Islam Sedunia di London pada tahun 1976 . Berikut cuplikan dari sebagian penemuannya tersebut :


1. “Bismillaahirrahmaanirraahiim” (dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) sebagai pembuka setiap surat dalam Al Qur’an ternyata terdiri dari 19 huruf (atau 19 X 1 ).
2. Bacaan ‘Basmalah’ terdiri dari kelompok kata : Ismi – Allah – Arrahman – Arrahim. Jumlah dari masing-masing kata tersebut dalam Quran ternyata selalu merupakan kelipatan angka 19.
Kata dalam Al Qur’an Jumlah Kelipatan 19
Ismi 19 19 X 1
Allah 2.698 19 X 142
Arrahman 57 19 X 3
Arrahim 114 19 X 6

Apabila faktor pengalinya dijumlahkan hasilnya juga merupakan kelipatan angka 19 , yaitu 1 + 142 + 3 + 6 = 152 (atau 19 X 8).

3. Jumlah total keseluruhan surat-surat dalam Quran sebanyak 114 surat (atau 19 X 6 ).

4. Bacaan ‘Basmalah’ dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 X 6 ), dengan perincian sbb: Sebanyak 113 buah ditemukan sebagai pembuka surat-surat kecuali surat ke-9 (At Taubah), sedangkan sebuah lagi ditemukan di surat ke-27 ayat : 30.

5. Dari point 4 di atas, ditemukan hubungan yang menarik antara surat ke-9 dan ke-27. Surat ke-27 ternyata merupakan surat yang ke-19 jika dihitung dari surat ke-9.

============ surat ke : 9, 10, 11, 12, ……………., 25, 26, 27
======= urutan surat ke : 1, 2, 3, 4, ………………., 17, 18, 19.

membedakan antara yang benar dengan yang salah.” (86 ayat 13 )“Dan bacakanlah apa yang diwahtukan kepadamu yaitu Kitab Tuhanmu (Quran). Tidak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya.” (18 ayat 27)

TELAPAK TANGAN



Setiap orang pasti mempunyai garis sebagaimana yang ada pada gambar. Perhatikan tapak tangan anda, dengan ibu jari di sebelah atas, maka akan terlihat garis berbentuk I/\ & /\I (dalam angka arab, yang berarti: 18 & 81). Apa bila dijumlah 18 + 81 = 99. Kita tahu bahwa 99 adalah Asma ul Husna (Nama-nama Allah).

Jika tapak tangan kiri di atas tapak tangan kanan dibawah kemudian dikurangkan, maka menjadi: 81 – 18 = 63. Ini adalah umur Rasulullah Saw, dan juga umur manusia pada umumnya saat ini.
Bila 18 dan 81 ini dirangkaikan, maka terbentuk angka 1881. Angka

terakhir dalam sistem perhitungan kita. Keistimewaan tersebut menunjukkan sifat Allah yakni ‘Maha Awal dan Maha Akhir’ (Surat ke-57 ayat : 3).

* Angka 1 melambangkan sifat-Nya yang ‘Maha Esa’ (surat ke-112 ayat 1), sedangkan angka 9 sebagai bilangan pokok terbesar melambangkan salah satu sifatnya yang ke-38 yaitu ‘Maha Besar’.

* Dalam Kalender Tahun Komariyah (Sistem Peredaran Bulan), terjadinya Tahun Kabisat terjadi pada setiap 19 tahun sekali.

* Kerangka manusia yaitu : – tulang leher ada 7 ruas, tulang punggung ada 12 ruas, jadi jumlahnya 19 ruas. (Referensi: “Atlas Anatomi”, Prof. Dr. Chr. P. Raven).

* Jumlah jari jemari anda mengandung keajaiban angka 19 ? (catatan: dengan mengabaikan ruas-ruas tulang pergelangan). Silakan anda hitung sendiri maka akan anda dapati sbb:


jari kelingking ==> ada empat ruas
jari manis ==> ada empat ruas
jari tengah ==> ada empat ruas
jari telunjuk ==> ada empat ruas
jari jempol (ibu jari) ==> ada tiga ruas

———————– +
( 4 + 4 + 4 + 4 + 3 ) Total jumlah = 19 ruas


Wallahu a’lam bissawab.

“Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Quran dan Kami pulalah yang tetap menjaganya.” (15 ayat 9)

“Yang tidak datang kepadanya (Quran) kesalahan/kekeliruan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (41 ayat 42)

“Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman-Nya yang

6. Surat ke-27 ayat : 30 tempat ditemukannya bacaan ‘Basmalah’. Jika nomor surat (27) dan nomor ayatnya (30) dijumlahkan , yaitu 27 + 30 = 57. Hasilnya merupakan kelipatan angka 19(atau 19 X 3 ).

7. Dari point 6, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-9 s/d ke-27, (9+10+11+12+…+24+25+26+27) maka hasilnya adalah 342 (atau 19 X 18 ).

8. Wahyu pertama (Surat ke-96 ayat : 1-5 ) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1 ) dan 76 huruf (atau 19 X 4 )

9. Wahyu kedua (Surat ke-68 ayat : 1-9 ) terdiri dari 38 kata (atau 19 X 2 ).

10. Wahyu ketiga (Surat ke-73 ayat : 1-10 ) terdiri dari 57 kata (atau 19 X 3 ).

11. Wahyu terakhir (Surat ke-110 ) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1 ), dan ayat pertama dari Surat ke-110 tersebut terdiri dari 19 huruf (19X1).

12. Wahyu yang pertamakali menyatakan ke-Esaan Allah adalah wahyu ke-19 (Surat ke-112, Al Ikhlas)

13. Surat ke-96 tempat terdapatnya wahyu pertama, terdiri dari 19 ayat (atau 19 X 1 ) dan 304 huruf (atau 19 X 16 ). Selain itu juga ternyata surat ke-96 tersebut merupakan surat yang ke-19 bila diurut/ dihitung mundur dari belakang Quran.

=========== surat ke : 114, 113, 112, 111,………., 98, 97, 96
======= urutan surat ke : 1, 2, 3, 4, ………………., 17, 18, 19.

Bukti-bukti di atas menunjukkan bahwa Quran tersusun dengan perhitungan sistim kunci (interlocking system), sesuai maksud dari surat ke-85 ayat : 20, yang artinya : “Allah telah mengepung/ mengunci mereka dari belakang”.
14. Dari point 13, apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-114 s/d ke-96, (114+113+112+111+…+98+97+96) maka hasilnya adalah 1995 (atau 19 X 105 ).
15. Bagian tengah-tengah Quran jatuh pada Surat ke-18 (Al Kahfi) ayat : 19 (atau 19 X 1 ).

16. Penulis juga menemukan bukti bahwa surat-surat yang memiliki 8 (delapan) ayat dan 11 (sebelas) ayat ditemukan yang paling banyak dalam Quran, yakni masing-masing terdiri dari 5 (lima) buah surat. Disusul kemudian surat-surat yang memiliki 3 (tiga), 19 (sembilan belas), 29 (dua puluh sembilan), 30 (tiga puluh), dan 52 (lima puluh dua) ayat, yang masing-masing terdiri dari 3 (tiga) buah surat. Apabila dijumlahkan ayat-ayat tersebut sesuai dengan kelompoknya maka hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu sbb :
= surat ke: 94, 95, 98, 99, 102 masing-masing terdiri dari: 8 ayat
= surat ke: 62, 63, 93, 100, 101 masing-masing terdiri dari: 11 ayat
Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 8+11=19, (atau 19 X 1 )

== surat ke : 103, 108, 110 masing-masing terdiri dari: 3 ayat
== surat ke : 82, 87, 96 masing-masing terdiri dari: 19 ayat
== surat ke : 48, 57, 81 masing-masing terdiri dari: 29 ayat
== surat ke : 32, 67, 89 masing-masing terdiri dari: 30 ayat
== surat ke : 14, 68, 69 masing-masing terdiri dari: 52 ayat

Surat ke Alif Lam Min total kelipatan 19
2 4502 3202 2195 9899 19 X 521
3 2521 1892 1249 5662 19 X 298
29 774 554 344 1672 19 X 88
30 544 393 317 1254 19 X 66
31 347 297 173 817 19 X 43
32 257 155 158 570 19 X 30

29. Surat ke-19 diawali huruf kaf, ha’, ya’, ain, dan shod.
Surat ke-20 diawali huruf tho’ dan ha’.
Surat ke-26 diawali huruf tho’, sin, dan mim.
Surat ke-27 diawali huruf tho’ dan sin
Surat ke-28 diawali huruf tho’, sin, dan mim. Perhatikanlah hubungan berikut ini :

Surat ke Awal-an tho ha sin mim Jumlah (kelipatan 19)
19 kaf,ha,ya,’ain,shod x 175 x x
20 tho, ha 28 251 x x
26 tho, sin, mim 33 x 94 484
27 tho, sin 27 x 94 x
28 tho, sin , mim 19 x 102 460

Jumlah 107 426 290 944 1767 (19X93)

Lebih jauh tentang keistimewaan Angka 19 :


* Keistimewaan angka 19 dalam ilmu matematik dikenal sebagai salah satu ‘Bilangan Prima’ yakni bilangan yang tak habis dibagi dengan bilangan manapun kecuali dengan dirinya sendiri. Keistimewaan tersebut melambangkan bahwa sifat-Nya yang serba MAHA tidak dibagikan kepada siapapun juga kecuali bagi diri-Nya sendiri (Surat ke-112 ayat 3).
* Angka 19 terdiri dari angka 1 dan 9, dimana angka 1 merupakan bilangan pokok pertama dan angka 9 merupakan bilangan pokok dengan huruf sin tersebut ditempatkan sebagai huruf kecil di atas huruf ‘shod’. Tampak sekali bahwa Allah memberi tambahan huruf ‘shod’ agar jumlahnya dalam Quran menjadi berkelipatan 19, sebab jika tidak maka jumlahnya berkurang menjadi 151.
26. Surat ke-40 s/d ke-46 diawali huruf ‘Kha’ dan Mim. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke Kha Mim Jumlah kelipatan 19
40 64 380 – -
41 48 276 – -
42 53 300 – -
43 44 324 – -
44 16 150 – -
45 31 200 – -
46 36 225 – -

Jumlah 292 1855 2147 19 X 113

27. Surat ke-10, 11, 12, 14, dan 15 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke Alif Lam Ro total kelipatan 19
10 1319 913 257 2489 19 X 131
11 1370 794 325 2489 19 X 131
12 1306 812 257 2375 19 X 125
14 585 452 160 1197 19 X 63
15 493 323 96 912 19 X 48

28. Surat ke-2, 3, 29, 30, 31, dan 32 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Mim’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 3+19+29+30+52=133, (atau 19X7).

17. Quran merupakan satu-satunya kitab suci di dunia ini yang memiliki tanda-tanda khusus (initials) berupa huruf-huruf (code letters) atau sebagaimana disebut dalam bahasa Arab 

“Muqatta-‘aat” yang artinya “kata singkatan”. Di dalam Quran terdapat sebanyak 29 (dua puluh sembilan) surat-surat yang diawali dengan 14 (empat belas) macam kombinasi dari 14 (empat belas) huruf-huruf “Muqatta-‘aat”. 14 huruf-huruf itu adalah :

alif, lam, mim, ra’, kaf, ha’, yaa’, ain, shad, tha’, shin, qaf, nun, dan kha’.

14 macam kombinasi huruf adalah :
1. Alif, lam, mim
2. Kha, mim
3. Alif, lam, ro’
4. Alif, lam, mim, ro’
5. Tho’, sin
6. Tho’, sin, mim
7. Ya’, sin
8. Nun
9. Kaf, kha’, ya’, ain, shod
10. Alif, lam, mim, shod
11. Shod
12. Qof
13. Ain, sin, qof
14. Tho’, ha’

Ke – 29 surat-surat itu adalah : surat ke : 2, 3, 7, 10 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 36, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 50, dan 68. Jika bilangan dari banyaknya huruf (14), banyaknya kombinasi (14), dan jumlah surat (29), maka hasilnya: 14 + 14 + 29 = 57. (atau 19 X 3 ).

18. Surat ke-68 diawali huruf ‘Nun’. Setelah diteliti jumlah huruf ‘Nun’ yang terdapat pada surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Surat ke Jumlah kata‘Nun’ kelipatan 19
68 133 19 X 7

19. Surat ke-42 dan surat ke-50 diawali huruf ‘Qof’. Setelah diteliti huruf ‘Qof’ yang terdapat pada kedua surat tersebut sebanyak 114 huruf (atau 19 X 6 ). Ada yang berpendapat bahwa huruf ‘Qof’ ini singkatan dari kata ‘Quran’ karena Quran terdiri dari 114 surat.

Surat ke Jumlah kata ‘Qof’ kelipatan 19
42 57 19 X 3
50 57 19 X 3

Jumlah 114 19 X 6

20. Surat ke-42 diawali huruf ‘Ain’, ’Sin’, dan ‘Qof’. Setelah diteliti jumlah total ketiga huruf tersebut pada surat ke-42 merupakan kelipatan 19.

Surat ke ‘Ain’ ‘Sin’ ‘Qof’ Total kelipatan 19
42 98 54 57 209 19 X 11

21. Surat ke-36 (Yasin) diawali huruf ‘Ya’, dan ‘Sin’. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat ke-36 merupakan kelipatan 19.

Surat ke ‘Ya’ ‘Sin’ Total kelipatan 19
36 237 48 285 19 X 15

22. Surat ke-13 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-13 merupakan kelipatan 19.

Surat ke Alif’ Lam Mim Ro total kelipatan 19
13 605 480 260 137 1482 19 X 78

23. Surat ke-7 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-7 merupakan kelipatan 19.

Surat ke Alif’ Lam Mim Shod total kelipatan 19
7 2529 1530 1164 97 5320 19 X 280

24. Surat ke-19 diawali huruf ‘Kaf’, ‘Kha’, ‘Ya’, Ain, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-19 merupakan kelipatan 19.

Surat ke Kaf Kha Ya Ain Shod total kelipatan 19
19 137 175 343 117 26 798 19 X 42

25. Surat ke-7, 19, dan 38 diawali huruf ‘Shod’. Total jumlah huruf ‘Shod’ dalam ketiga surat tersebut ternyata merupakan kelipatan 19.

Surat ke Jumlah kata Shod kelipatan 19
7 97 -
19 26 -
38 29 -

Jumlah total 152 19 X 8

Ada hal yang menarik, yakni pada surat ke-7 ayat 69 ditemukan kata ‘basthatan’ (jika dieja terdiri dari huruf ba’, shod, tho’, ta’). Padahal lazimnya kata tersebut haruslah dieja dengan huruf ba’, sin, tho’, ta’ (contohnya pada surat ke-2 ayat 247). Menurut riwayat, pada saat turunnya ayat 69 tersebut Jibril menyuruh Nabi Muhammad menuliskan kata ‘basthatan’ dengan huruf shod, namun unsur huruf ‘shod’ itu tetap harus dibaca sebagai huruf ‘sin’, dan hal ini ditandai